Jan 3, 2011

kita bukan yang biasa dan itu pasti benar

ntah sudah berapa jauh kita berjalan
hingga sampai di tempat yang bahkan tak pernah kita fikirkan
aku bertanya - tanya tampa ada jawaban sama sekali
apakah kau masih seceria kemarin
tertawa dan tersenyum dengan manisnya
sambil mengingatkanku untuk rajin mandi dan sarapan pagi ?
pelan - pelan angin berhembus
turun menerpa langkah kaki kita
di jejeran bangku - bangku kantin
saat mata kita masih saling berlarian mesra
di lembah tawa canda mereka
apakah kau masih tetap selucu kemarin
membuatku ingin mencubit
gumpalan daging pipimu
dengan wajah cemberut yang membuat kita
tertawa bersama di teluk kuta raja
dan masihkah kau selembut yang kemarin
yang menyentuh lembut jari - jari kurusku
menepuk - nepuk wajah bodohku
dan mengelus kecil kepala autisku
kita masih berjalan di gemerlap kota rencong
mengais asa membelai nestapa
genggamlah tanganku
akankah kau menggengam lebih kuat ?
dekaplah aku?
akankah kau mendekap aku lebih kuat ?
dengarlah detak jantung kita
dan kau tersenyum di balik kabut malam yang menghilang
inilah kita
aku dan kau
kita bkan merekadan kita memang bukan mereka yang biasa
dan itu pasti benar
...
ku tatap pekat - pekat arah persimpangan yang masih harus ku lalui
terlintas di fikiran ku apa benar ini jalan yang ku pilih ?
terlalu banyak orang - orang yang membunuh waktu mereka dengan tawa
terlalu banyak orang - orang menghabiskan waktu mereka dengan suara dan gempalan
ntah lah
ntah bagaimana aku harus membunuh waktuku
kosong dan sepi
seperti gelas kusam di ujung kantin yang tak di penuhi dengan sebening air
jejeran - jejeran meja disana seakan terus bersuara menghimbau untuk segera hadir
tawa hanya tawa yang bisa keluar melayang membelai hangat
aku ingat di jejeran ini
banyak cerita yang hadir dan bersuara lantang di sini
tapi aku harus segera berlalu
aku tak ingin membunuh waktuku dengan hayalan semu
ku ingat saat di atas bukit - bukit kecil soeharto
kemelip cahaya mentari yang ingin pergi
membuatku seakan ingin menghabiskan waktu disana
tapi tidak
haruskah waktuku habis dengan kekosongan
aku menggeleng tak mengerti
disudut kemerahan gedung yang tak lagi memerah
tersandar dalam kemelutnya sepi
harus dengan apa ku habiskan waktuku
ku tatap bening layar bodoh
aku tau harus dengan apa ku bunuh waktuku
aku ingin membunuhnya bersamamu
bercerita tentang keautisanku
tertawa dan terpaku bersama di balik sinyal tolol itu
dan tersenyum bersama menatap keindahan dunia yang tak tentu indah ini
yang paling dekat dengan kita adalah kematian
aku ingat belantara hijau yang ada di ujung sana
saat detik - detik yang ku lalui tampa ada tatapan manismu disana
titik mencekam yang membunuh
aku berfikir
apa harus aku mati di hijaunya kemelut krueng jree yang berkabut indah di subuh pagi
tidak tidak
ini adalah ketiadaan yang tiada
proses terkecil yang harus membuatku hidup
awan dan hujan juga bisa terus menangis bila banyak manusi berfikir seperti itu
yah walaupun aku bisa jadi yang beruntung bila ak mati muda
tapi tidak manisku
aku tidak ingin mati di sisi belantara hijau
atau mati di balik tali - tali melodi
aku ingin jari - jari kurusku menggenggam tanganmu
mata rabun dan sayuku menatap wajahmu
detak jantungku terdengar olehmu
aku ingin membunuh dan terbunuh oleh waktuku di sisimu
tertawa bersama di kampus merah yang tak bercerita
berteriak bersama di sinyal telkomsel yang tak bernuansa
maaf bila tanganku tak bisa membuatmu tenang
maaf bila tubuhtak bisa melindungi
tapi mendekatlah
genggam jari - jari kurusku
dekap tulang belulang tubuhku
tatap mata sayu dan lemahku
dengan detakan jantungku
aku dan kau
kita ada untuk kita
dengan ketiadaan yang tiada
berbahagialah kitakita yang bukan mereka yang biasa
dan itu pasti benar
...
ntah apa yang benar dan salah
lembar - lembar buku ini masih membalik dan terbalik di gopoh udara senja
aku masih tidak tau
apa yang baik maupun tidak
terlalu banyak hal - hal aneh
berlarian begitu leganya di hadapanku
bagaikan setan yang ingin meraksek
aku masih tidak percaya
kita sudah belarian bersama sekian lama
bagaikan titik titik yang menjadi titik titik
aku masih tidak mengerti
apakah ini hal yang wajar di lakukan ?
jujur saja
terlalu aneh tapi menyenangkan bagiku
bertatapan dan berwajah lucu di jejeran bangku
kau tarik kebawah tasku saat kau lewat di belakangku
tertawa melihat muka autis masing - masing dari jarak sekian meter
dan mengetik apa yg di rasakan dari layar tolol kita masing"
terlalu aneh tapi mendalam bagiku
bercerita banyak hal di balik sinyal bodoh
yang selalu minta di bom
marah, senang, tawa, manis, asin, asam, dan pahit
ku rasa sudah begitu bosannya si tolol itu mendengar cerita kita
dari sinyalnya yang hebat menyatukan nusantara
terlalu aneh tapi juga panas bagiku
melihatmu berlarian di sana sini
di halaman kemerahan dengan lelaki - lelaki hebat
dengan tawa dan senyum khasmu bersama dia,kamu,kau,kalian, ntah siapalah mereka
kadang aku berfikir
hei itu senyumku
itu tawaku
yah tapi tak apa
tak layak saat ini dnia tau apa yang aku dan kau alami
tapi memang benar terlalu aneh
terlalu aneh tapi sangat terkenang olehku
berskuter ria di sudut - sudut kuta raja
tertawa bersama, bercerita, sedih dan suka
bergenggaman dan saling bertatap muka
ingin sekali kucubit gumpalan daging kecil itu
dan ingin juga ku pukul
kepala bodoh ku tidak percaya malam itu
kita bukan berlari dari kenyataan
kita juga tidak mau melawan kenyataan
kau sadar ada 1 kata
yang kau buat di layar bodohku
KITA BUKAN YANG BIASA DAN ITU PASTI BENAR
dan tidak dapat ku pungkiri
kita memang bukan mereka yang biasa, dan itu pasti benar.
...
pekat terlalu pekat untuk di rasa
aku masih tidak sanggup berlarian di bawah pasir
aku masih tidak sanggup menantang mentari
aku hanya terpekat yang dipekatkan oleh sesuatu
aku masih tidak mengerti itu apa
aku seakan hanya membutuhkan sesuatu
suara kecil yang memanggilku perlahan - lahan
kau tau akan hal itu
suara halusmu masih bergeming bergetar dan terdengar di kupingku
dan itu masih terlalu jauh untuk bisa ku genggam
gelisah membiarkan kau berlari sendirian
di sudut ibu kota tampa harus ada aku
yah dengan atau tampa aku sepertinya tetap sama
kau sadar tidak
banyak sesuatu yang menyusuk aku di sini
aku sadar tadi malam adalah malam yang buruk
ku rasa para pengembalapun tak ingin menikmati malam seperti itu
aku masih sangat takut
terlalu takut kehilangan kau yang hebat
emosiku seakan beku di frezzer
siap disajikan dengan secangkir sirup abc yang segar
saat ku ketik kata - kata yang tidak berarah pasti ini
aku seperti merindukan suara halus yang selalu mengalun di mimpiku
apakah kau rasaka itu di balik bantalmu juga ?
hayalanku terlalu kotor, aku terlalu picik dan hina
aku tidak ingin kau di miliki oleh siapapun
aku tak pernah bisa menjaga dan membuatmu tertawa lepas
aku selalu mencoba bertempur dengan waktu
mencoba melawan anjing - anjing kejenuhan
aku tau aku harus bisa bertahan di persimpangan ini
ntah sampai kapan waktunya
kita masih tetap harus bertahan
walaupun harus di sinari laser pembuta berkali kali oleh malaysia
di bom berkali - kali oleh cia
aku hanya ingin bisa terus menggenggam tanganmu sayang
aku ingin terus bisa dii sampingmu bersama
aku tau dunia manapun tidak akan bisa menerima
tapi ayo kita ribak agar mereka menerima
aku hanya ingin ada di sampingmu manisku
berlarian bersama menggapai asa kita
aku hanya ingin itu
mencintaimu sampai aku mati terkapar tak berdaya di pelukanmu
aku hanya ingin itu
cantikku
tertawa dan bercerita tentang dunia kita
tersenyum dan saling berpandangan
mendengar detak jantung masing - masing
dan terus bergandengan
menikmati akhir cerita hidup ini bersamamu
karena kita memang bukan mereka yang biasa
karena kita bukan yang biasa
dan itu pasti benar

No comments:

Post a Comment