langkah kaki itu jelas terdengar saat aku terduduk di antara dedaunan beringin yang menghembus wajah yang sedang tidak teduh menggontai tiap asa yang terus ingin di gapai,aku masih berada di bebatuan - bebatuan yang tak terjamah oleh tanganku, ntah apa yang bisa ku gapai di balik sana, aku pun hanya menghayal tampa alasan.
ntah apa yang membuat otakku menguras sel matinya untuk mencari tapak yang terus membual seakan aku bisa menemukan artefak kemelut yang menjadi saraf hidup yang tak dapat terfungsikan oleh mataku.aku bahkan hanya terbahak dan tertawa, menutupi setiap ketakutan yang sebenarnya mencekam mimpi malamku bersama para saudara pejuangku di bilik petak kami.
di sudut ini aku seakan memaki diriku yang tidak bisa berbuat apa - apa bagai batu yang siap di buang ke daratan terkaram,aku bahkan seperti mengutuk setiap perbuatan diamku yang tak terbuai oleh bunga hamparan senja yang terus mengalun tiap malamnya, ntah apa yang ada di fikiranku, tangan ini bahkan tak ingin ada di sana menjaga mungilnya harapan yang bagai cahaya yang berlarian.
ntah kenapa haruskah aku menyalahkan keadaan ? betapa tololnya manusia yang mengatakan aku adalah korban keadaan, tapi inilah ketololanku, rasa di tengah ini membuatku tolol menikmati sistem yang bahkan tak wajar untuk orang lain,yah tak apa,untuk apa ku dengar gunjingan burung burung merah disana, untuk apa ku dengar cakapnya para orang - orang yang seakan hebat itu, dan untuk apa aku fikirkan pangeran - pangeran kaya yang dulu dan sekarangpun masih menjajah, sayang aku bukan belanda yang menjajah dengan kompeninya atau jepang dengan militerizem meraka bahkan amerika yang mampu menjajah dengan kapitalismenya, aku bukan penjajah seperti itu,kemerdekaan lah yang membuat aku merasa ini bukan urusan yang menjadi jajahanku
ku langkah saja kaki ku kearah sana, aku sadar di sana ada sosok yang menantiku, tapi benarkah aku di tunggu disana ? ntahlah aku masih berdiam diri saja selama beberapa jamku yang sudah aku lewati, tapi detik ini aku tidak bisa diam, ada sesuatu yang menyusuk, aku akui ini bukan lebih dari sesuatu yang tertusuk, ini perhatikan yang di dalam sini, seakan tersayat dalam tak berdarah tapi begitu perih, aku tak mengerti, mengapa harus merasa begitu tololnya.
aku tak sanggup mengatakan apa lagi, saat aku tau tanganku seakan sedikit berfungsi malam itu,tubuhku seakan bisa melindungi, begitu juga dengan senyumku seakan sedikit lebih berarti, tertawa naifpun aku bahkan tak sanggup, aku sadar inilah kita yang sebenarnya dan apapun yang ada di luar sana itu bukan lah kita.aku tidak memikirkan apapun lagi tentang manusia - manusia yang tak penting itu, ingin ku bakar saja mereka di otakku agar tak mengusik, aku hanya tertawa, tapi akan lanjutkan lagi jalanku...
taukah sosok yang disana, walaupun 28 hari kita masih belum punya arti apa - apa, bisakah kau baca sedikit fikiranku ? bisakah kau baca sedikit arah pembicaraanku, atau bisakah kau sapa sedikit alur historis yang ku inginkan, cobalah, cobalah rasakan sedikit ?
ya kau tau, walaupun masih seumur jagung, itulah yang ku inginkan, bagaimana aku bisa melindungimu sampai akhir kita berdiri, sampai akhir kita melangkah, dan sampai akhir kita tertawa, AYAH dan BUNDA itu adalah sebuah impian kecil yang ingin ku capai wahai sosok di sana
kembali aku hanya sedikit tertawa, awalnya aku hanya sedikit iseng, ntah kenapa aku mulai suka dan merasa membutuhkan, selanjutnya aku sadar ini bukan rasa yang biasa, hingga akhirnya aku tak ingin kau lari dari keadaan yang ada sekarang.
untukmu sosok di balik sana, terimakasih selalu ada untuk aku yang tidak ada apa - apanya ini.
aku akan melangkah lebih jauh lagi sampai aku bisa benar - benar menggenggam tanganmu sekuatku, menerpa badai bersamamu, dan meruntuhkan tembok ini bersama, sampai aku bisa mencapaimu, sosok pink di balik tembok merah itu.
Dec 15, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)